BURUH BERSATU PASTI MENANG
Oleh Muchtar
Pakpahan, Dosen/ MPO KSBSI
Selasa 1 Mei 2012 dalam rangka May Day, bertempat di Gelora Bung Karno,
KSPSI (Konfederasi Serikat pekerja Seluruh Indonesia), KSBSI (Konfederasi
Serikat Buruh Sejahtera Indonesia), dan KSPI (Konfederasi Serikat pekerja
Indonesia) bersama OPSI, FSP TSK, FSBI,
FFarkes, FSP Pewarta, FSP LEM dan GSPMII mendeklarasikan wadah bersama bernama
MPBI (Majelis Pekerja?Buruh Indonesia) dalam sebuah Manifesto Buruh. Pendeklarasian MPBI ini dihadiri sekitar
80.000 buruh. Adapun maksudnya adalah agar melalui MPBI melakukan kegiatan
perjuangan bersama serta membuat MPBI menjadi payung perjuangan bersama.
Seiring dengan itu saya sampaikan masukan seperti berikut ini.
- Gerakan Buruh sekaligus gerakan Sosial.
MPBI diharapkan sebagai gerakan buruh yang sekaligus gerakan sosial,
yaitu melakukan empat kegiatan di luar
tugas serikat buruh secara tradisional. Pertama. MPBI berjuang mewujudkan
negara welfarestate sebagaimana cita-cita sosial demokrat (sosdem) idiologi
serikat buruh di dunia. Kedua. MPBI memelopori terwujudnya keadilan sosial,
demokrasi, HAM, penegakan hukum atau
law-enforcement (anti korupsi) dan anti diskriminasi serta melawan penindasan.
Ketiga. MPBI menggerakkan ekonomi kerakyatan melalui usaha-usaha bersama di
kalangan lapisan menengah ke bawah dan 4. MPBI ikut berpolitik dengan cara membangun/memiliki partai politik sendiri atau bersimbiose-mutualistis
dengan sebuah partai politik dalam mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan
sosial.
- Serikat Buruh kuat, rakyat sejahtera.
Pendirian atau ungkapan “strong union be welfare or people welfare must
be strong union” atau seriikat buruh kuat rakyat sejahtera atau rakyat
sejahtera pasti serikat buruh kuat.
SB/SP yang kuat adalah syarat mewujudkan kesejahteraan rakyat (secara
khusus buruh yang diwakilinya). Kalau menjadi cita-cita adalah terwujudnya
welfarestate un tuk mensejahterakan rakyat, maka mutlak syaratnya adalah
tercapainya SB/SP yang kuat. Yang dimaksud dengan kuat adalah mempunyai anggota
yang banyak dan mempunyai faham perjuangan bersama, mempunyai dana yang banyak
yang berasal dari iuran, dan mempunyai kepemimpinan yang kuat serta terpercaya.
Hal ini menjadi pendirian gerakan buruh
internasional.
- Serikat Buruh bersatu pasti menang.
Dewasa ini lahir ratusan federasi
buruh dan beberapa konfederasi, yang menjadi kenyataan dari buah reformasi. Kebebasan berserikat adalah
salah satu wujud terpenting bagi
buruh. Kebebasan berserikat adalah
syarat utama mensejahterakan b uruh. Namun bila SB/SP tercerai berai, tidak
bersatu atau tidak ada persatuan, adalah menjadi seperti kemustahilan cita-cita
buruh dapat tercapai. Dengan terbentuknya MPBI, wadah bersama untuk berjuang
bersama sudah tersedia. Sekarang tinggal mewujudkan motto perjuangan “ buruh
bersatu pasti menang”. Ini jauh lebih
bermakna daripada “buruh bersatu tak dapat dikalahkan” Selama May Day,
sepanjang jalan menuju istana dan di
GBK, ungkapan buruh bersatu pasti menang menggema terus menerus. Terus terang
member harapan, bahwa buruh akan menikmati kesejahteraan itu dalam waktu dekat.
- Nasib Buruh dan politik.
Semua nasib buruh ditentukan oleh kebijakan politik. Demikianpun
perjuangan mensejahterakan buruh pasti ditentukan oleh kebijakan politik. Kita
lihat saja yang paling mendasar tentang
kebebasan berserikat dan berekpressi masih ditentukan kebijakan politik, baik
membuat undang-undang maupun melaksanakannya. Menyusul masalah phk,
outsourcing, buruh kontrak, jaminan sosial, keberadaan tripartite, dan penghormatan
terhadap PKB, ditentukan oleh kebijakan politik. Mau tidak mau salah satu tugas utama MPBI adalah
mencampuri urusan politik kenegaraan atau ikut menentukan arah kebijakan
politik. MPBI wajib seperti hampir di semua
negara eropa, Australia, Selandia baru, Brazilia, Afrika Selatan dll.
- Welfarestate dan Hubungan Industrial ideal sebagai tujuan perjuangan MPBI
Alinea IV pembukaan UUD 1945 yang digagasi the founding fathers dan
proklamator menggariskan:”….dibentuklah pemerintahan negara yang melindungi
segenap tumpah darah, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan
umum dan ikut serta menciptakan perdamaian dunia,,,” . Kalimat itu adalah
cita-cita NKRI, dan butir melindungi, mencerdaskan dan memajukan kesejahteraan
umum adalah faham welfarestate. Maka tujuan perjuangan
MPBI menurut saya adalah mewujudkan
welfarestate. Dengan welfarestate kita bangun lima pilar negara : demokrasi,
hukum, HAM, keadilan sosial dan anti diskriminasi. Dengan welfarestate kita
budayakan hidup di atas tujuh pilar kebangsaan : Pancasila, UUD 1945, NKRI,
Bhinneka Tunggal Ika, Bendera merah putih, Bahasa Indonesia, dan
lagu Indonesia Raya. Dengan welfarestate kita buat negara merealisasikan tujuh
kesejahteraan dasar rakyat: negara
mewajibkan rakyatnya terdidik hingga SLA dan membiayainya (sekarang hingga
SLP), negara wajib menciptakan lapanmgan kerja dgn konsekwensi gaji
pengangguran bagi penganggur, negara menyelenggarakan jaminan kkesehatan bagi
seluruh rakyat seumur hidup, negara menyelenggarakan jaminan pensiun bagi
seluruh rakyat, negara menyediakan rumah bagi seluruh rakyat, negara memelihara
faikir miskin, cacad dan disablepeople, dan negara benar-benar menjamin
kebebasan beragama/berkeyakinan. Ini
adalah cita-cita gerakan Buruh dunia,
dan tentu menjadi cita-cita perjuangan saya yang mengadopsi gerakan Buruh di Brasilia< Australia, Selandia
Baru, Polandia, Inggris dll,
Dalam negara welfarestate, dibangun pula hubungan industrial yang ideal.
Penulis akan memulai
dengan sebuah pernyataan, hubungan
industrial yang ideal adalah hubungan
industrial yang sistemnya dibangun dengan prinsip harmonis, dinamis,
demokratis, berkeadilan dan berkesejahteraan. Membahas judul ini saya akan
mulai dengan , Maret 2000, KADIN/APINDO bersama KSBSI dan KSPSI
menyelenggarakan Konferensi Bipartit Nasional di Hotel Grand Melia dan Gedung
Apindo[1]
yang diikuti ± 400 orang mewakili organisasi pengusaha dan federasi-federasi
serikat buruh/pekerja. Hubungan industrial yang ideal yang saya maksudkan
adalah
hasil kesepakatan Konferensi Bipartit Nasional
tersebut yang merujuk Sistem Hubungan Industrial Jepang sebag acuan.
Mengapa
Jepang dibuat menjadi rujukan? Dengan sistem hubungan industrial yang diterapkan di Jepang,
kenyataan pertama, ekonomi Jepang paling kuat, pengusaha Jepang beruntuing dan buruh Jepang kategori
paling makmur di dunia. Kenyataan kedua, di Jepang tidak pernah ada
mogok/demonstrasi ataupun lock out di tingkat perusahaan yang diakibatkan
perselisihan industrial tingkat perusahaan. Kenyataan ketiga, buruh-buruh
Jepang menjadi pekerja keras. cerdas dan jujur. Penulis berkeyakin bahwa
kemajuan perekonomian Jepang adalah karena fondasi hubungan industrialnya yang
benar.
- Harapan terhadap MPBI
Tiga konfederasi KSPSI, KSBSI, dan KSPI beserta 8 federasi telah mengukir sejarah
dengan manifesto buruh lahirnya MPBI. Untuk bermaksud urun rembug, tugas MPBI adalah melakukan program/kegiatan yang
di luar kegiatan internal Serikat buruh (PKB, Upah, phk, pelatihan, jamsostek)
tetapi perjuangan kebersamaan yang
memperkuat perjuangan SB/SP dari bidang kebijakan politik/kebijakan publik .
Yang terpenting melawan union busting,
membackup konsolidasi SB/SP, mengkordinasi perjuangan yang disepakati bersama ,
salah satu kebersamaan politik. Ini sangat penting sebab pada pemilihan
umum tahun 2014 apakah SB/SP penonton atau penentu, atau lima tahun lagi
masih jadi pecundang atau jadi pemenang.
Mau jadi pemenang ada dua pilihan kita di bidang politik:
- Mencapai 100% cita-cita politik welfarestate dan hubungan industrial yang ideal.
Membangun/memiliki satu partai
politik. Bila bersatu sangat tinggi kemungkinan menang dalam pemilu, lalu buruh
kuasai parlemen, dan sangat mungkin buruh menangkan presiden. Bila itu terjadi,
semua welfarestate yang digariskan UUD
1945 dapat kita realisasikan, demikian juga Hubungan Industrial yang ideal
dapat kita perjuangkan. Bayangkan Presidennya dari Buruh, menteri-menteri
ditentukan oleh buruh. Model TUC Inggris, ACTU Australia, CUT Brazilia,
NTUC Slandia Baru, Solidarnosch
Polandia, DGB Jerman dll. Sepertinya saya mendorong MPBI belajar dari NTUC
Selandia Baru, ACTU Australia, DGB Jerman, Solidarnosch Polandia, CUT Brazilia
dan Negara-negara Skandinavia.
- Simbiose-mutualistis
Untuk menghadapi pemilu 2014 buruh menyeleksi satu dari antara 9 Parpol yang mempunyai fraksi di DPRRI
yang bersedia tandatangani kontrak politik yang menurut saya isinya: 1.
Outsourcing & kontrak dihapus atas permanent job, dihapus phk, distop union
busting, dan ada komitmen memperkuat serikat buruh. 2. Menyerahkan jabatan menteri
yang mengurusi welfarestate kepada MPBI yakni : tenaga kerja, Sosial,
Perumahan, Kesehatan, dan pendidikan. 3. MPBI berperan menyiapkan calon wakil
buruh yang duduk di parlemen dan DPRD di setiap daerah.
Tetapi kalau saya ditanya, dari pengalaman dan pergumulan sebagai pelaku advokasi buruh
sejak tahun 1978, Ketua Umum KSBSI 1992-2003, sebagai anggota Govening Body ILO
1999-2005, wakil presiden WCL (World Confederation of Labour) 2001-2005, maka
pilihan saya adalah model NTUC Selandia
Baru atau model ACTU Australia, atau CUT Brazilia atau TUC Inggris. MPBI
mendirikan sebuah partai politik yang beridiologi sosial demokrat, dan masuk
menjadi anggota SI (Sosialis Internasional) atau persatuan partai-partai buruh
sedunia. Karena secara teknis sulit memulai mendirikan, saran saya misalnya mengambil alih kepemimpinan partai
buruh.
Penulis Dr. Muchtar Pakpahan,SH,MA hp 08129096861 faks 42802592
[1]) Gedung KADIN dan Hotel Grand Melia
berdekatan tetapi bersebelahan di jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar